Dongkrak Bisnis Anda
Dongkrak Bisnis Anda
Tari Caci Dari Kerukunan Keluarga Manggarai Meriahkan Bcc Kami Sesungguhnya Warga Asli Bontang
Media

Tari Caci Dari Kerukunan Keluarga Manggarai Meriahkan Bcc Kami Sesungguhnya Warga Asli Bontang

Tari Caci Dari Kerukunan Keluarga Manggarai Meriahkan BCC : Kami Sesungguhnya Warga Asli Bontang

Tari Caci Dari Kerukunan Keluarga Manggarai Meriahkan Bcc Kami Sesungguhnya Warga Asli Bontang

[Paragrafnews.com] Ikut meriahkan Bontang City Carnival (BCC), komunitas pemuda pemuda yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Manggarai (KKM) Kota Bontang menampilkan kesenian Tari Caci, Minggu (23/10/2022) tadi siang.

Ketua KKM Kota Bontang, Ketua Maxi Syukur Odos, menuturkan tampil di BCC yang melibatkan 51 orang anggota KKM merupakan bentuk partisipasi dalam memeriahkan dan syukuran HUT ke-23 Kota Bontang, sebab menurutnya KMM juga warga Bontang.

“Untuk berpartisipasi syukuran HUT Kota Bontang ke-23, karena kami juga warga Bontang,” kata Maxi.

Selain itu, Maxi mengatakan ia selalu mendukung program pemkot terlebih seni dan budaya, oleh sebab itu ia mengharapkan bimbingannya dari pemkot Bontang.

“Kami mengharapkan bimbingan dan suport dari pemkot, terutama untuk pengadaan alat-alat seni Tari Caci. Kami kelahiran Manggarai tetapi sesungguhnya kami warga asli Bontang,” ungkapnya.

Diakhir, Maxi mengucap terimakasih kepada seluruh anggota KKM yang solid sehingga Tari Paci tampil di BCC.

Sekilas Sejarah Tari Caci

Tari Caci adalah suatu kesenian tradisional yang sakral dengan konsep tarian perang. Mengutip dari berbagai sumber, jika ditarik ke belakang, tarian ini terinspirasi dari adu kekuatan para pemuda antar-wilayah yang dilakukan secara turun temurun.

Hingga akhirnya, Tari Caci menjadi salah satu kesenian tradisional yang banyak dimainkan oleh masyarakat Manggarai bahkan masyarakat Flores secara keseluruhan. Contohnya seperti dalam pesta rakyat pergantian tahun atau ketika para petani ingin membuka lahan garapan.

Menilik fungsinya, Tari Caci merupakan media atau cara bagi para pemuda Suku Manggarai untuk membuktikan kejantanan mereka. Bagi mereka, mendapatkan luka bekas cambuk pada kulit menjadi kebanggaan dan kepuasan tersendiri.

Semakin banyak luka cambuk yang didapat, maka derajat lelaki di sana semakin dipandang. Di mata masyarakat Manggarai, laki-laki yang sudah pernah melakukan Tari Caci konon akan dilihat sebagai laki-laki dewasa dan akan mendapatkan penghormatan, baik dari tetua adat maupun kaum perempuan Flores.

Walau memiliki unsur kekerasan, kesenian ini mengandung filosofi yang damai yakni semangat sportivitas, saling menghormati, dan yang paling utama, tak meninggalkan rasa dendam di antara para petarung.